MAKSIM KESANTUNAN DALAM NOVEL
ANALISIS MAKSIM KESANTUNAN PADA NOVEL “REEM” KARYA SINTA YUDISIA
DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Penulis : Faisal Kemal, M.Pd
ISBN : (dalam proses)
Cover : Soft Cover
Halaman : 106 Halaman
Berat : 150 gr
Ukuran : 14 x 21 cm

Beli


SINOPSIS

Penggunaan bahasa yang sistematis, jelas, lugas, teratur, dan santun mencerminkan manusia yang berbudi luhur. Sebaliknya, jika menggunakan bahasa yang kasar terdapat ejekan, pelecehan dan provokasi akan mencerminkan manusia yang tidak berbudi luhur. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, orang tua penting mengajarkan anaknya menggunakan bahasa yang santun karena biasanya anak-anak lebih banyak meniru dari orang tuanya. Ketika anak-anak diajari menggunakan bahasa yang santun, umumnya mereka mudah diterima oleh masyarakat dan dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada satuan pendidikan formal terdapat lima nilai utama yang saling berkaitan, yakni: religious, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas. Namun lima nilai utama dari aturan tersebut akan sulit diimplementasikan bila tidak dilengkapi dengan kesantunan. Oleh karena itu kesantunan menjadi sangat penting dalam pendidikan. Buku ini sukses menghadirkan sebuah perspektif yang dinamis, kaya dan mendalam tentang kesantunan. Ditulis dari hasil riset tesis, dengan fokus analisisnya Maksim Kesantunan pada novel “Reem” karya Sinta Yudisia serta kontribusinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Buku ini juga mengulas secara kritis berbagai hal tentang dialog dari novel “Reem” yang diawali dari yang sesuai pada sepuluh kategori maksim kesantunan hingga pelanggaran maksim kesantunan, lalu diakhiri dengan menerangkan peran penting kesantunan dalam pendidikan Bahasa Indonesia. .